Tuesday, June 06, 2006

Masa Depan...

Seperti dulu, kini pun saya tak berani bicara masa depan. Puing-puing, di mana pun, tak punya masa depan.

Kata-kata ini saya kutip dari tulisan M Sobary. Mungkin ada yang berbeda di sini. Dulu saya sangat punya masa depan. Tapi sudah lebih dari setahun ini, saya tidak berani bicara masa depan. Sama yang terjadi di saya, yang ada pada diri saya sekarang adalah puing-puing, yang tentu tak punya masa depan.

Terasa sekali puing-puing itu ketika dihadapkan pada suatu hubungan antara pria dan wanita. Nyata sekali, puing-puing itu menunjukkan ketidakberdayaannya. Tidak ada lagi yang bisa membuat nyaman, aman dan bermartabat.

Salahnya terkadang, puing-puing ini malah lebih dibuat lebih terpuing-puing dengan sikap yang salah. Lagi-lagi saya beralasan masalah hati, masalah darurat. Saya juga tidak tahu apakah sekarang ini sedang darurat atau tidak. Atau hanya masalah egoisme saja, atau masalah romantisme? Apakah saya terjebak?

Ingin saya sudahi situasi seperti ini. Ingin saya memulai lagi yang baru demi masa depan.

Tapi bagaimana saya mengatur masa depan. Sudah jelas di hadapan saya yang namanya masa depan itu sama sekali bisa unpredictable. Sepertinya memang saya harus selalu berendah hati menerima apapun yang ada dan mengembangkannya dengan lebih baik.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home