Thursday, September 28, 2006

Negative Capability

Menarik membaca blog teman tentang "Arti Kehidupan".
Intinya ditulis bahwa: arti kehidupan adalah mencari dan menemukan arti kehidupan itu sendiri.
Kalau kita tarik kesimpulannya, ini adalah sikap istiqomah, sustainable, terus-menerus berusaha tanpa kenal berhenti dengan penuh antusiasme. Dengan guru yang terbaiknya adalah pengalaman dan ilmu (Ayahku menambahkan: etika!). Karena memang sikap putus-asa itu tidak diperbolehkan.

Lalu saya baca juga tulisan yang mengatakan bahwa tujuan hidup kita itu selayaknya adalah TO BE bukan TO HAVE. Karena dengan menjadi TO BE, kita bisa memiliki kekuatan yang disebut negative capability: kesanggupan untuk berdamai dengan ketidakpastian, misteri dan keraguan dalam hidup. Tanpa menghikmati misteri, manusia memaksakan absolutisme sebagai respons ketakutan atas kompleksitas kehidupan dunia.

Mungkin memang dalam hidup ini, kita harus selalu lebih tulus, lebih humble, lebih empati, lebih etis, lebih menurunkan ego. Tapi tetap dengan semangat kerja dan disiplin yang tinggi.

Akhlaq

GusDur: kunci akhlaqul karimah dari Rasulullah SAW adalah bisa menempatkan orang lain pada tempatnya.
Utamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
Teruslah berusaha dalam hati dan tindakan (sesuai antara ucapan dan tindakan) untuk selalu menunjukkan akhlaq yang bagus, supaya nantinya bisa mengerti dan meneruskan serta menyempurnakan akhlaq kita.

Ramadhan 2006 - 1

Mumpung ingat dan masih sempat, mencoba untuk menulis ulang hal-hal yang dirasa baik untuk dijadikan pelajaran di bulan Ramadhan ini.

1. Surat Ali Imran 92: "Kamu tidak akan mendapatkan kebajikan sebelum mendermakan sebagian harta yang kamu cintai."
2. Asas hidup untuk pegangan manusia: asas taqwa kepada Allah SWT dan keinginan mencapai ridha-Nya.
3. Surat Al-Hajj ayat 36: "Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah kepada orang-orang yang perlu."

Jangan kita berhenti hanya kepada hal-hal yang lahiriah, yang sering disebut sebagai kesalehan formal, hal yang sering kali mengecoh atau menipu, bahkan sangat rentan terhadap kekeliruan. Hal ini tidak berarti bahwa yang lahir itu tidak penting. Rasul pernah bersabda: "Yang lahir itu bisa menjadi indikasi dari apa yang ada dalam yang batin."
Namun, yang primer tetaplah batin, yang maknawi, real dan esensial.